Indramayu, 20 April 2025 — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, resmi mengumumkan rencananya untuk mengaktifkan kembali sejumlah jalur kereta api yang sudah lama tidak beroperasi di wilayah Jawa Barat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah, mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, serta mendukung sektor pariwisata.

Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Sate, Dedi menyatakan bahwa proyek reaktivasi ini akan mencakup sedikitnya 11 jalur kereta api, dengan total panjang mencapai ratusan kilometer. Beberapa jalur prioritas yang akan direaktivasi antara lain Bandung–Ciwidey, Garut–Cikajang, Banjar–Cijulang, serta Cipatat–Padalarang.

“Reaktivasi ini bukan sekadar membuka kembali jalur lama, tapi juga menjadi simbol semangat membangkitkan kembali ekonomi lokal dan pariwisata daerah. Kita ingin masyarakat punya akses transportasi yang murah, cepat, dan aman,” ujar Dedi.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan anggaran hingga Rp 20 triliun untuk mendukung proyek ini, bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Kementerian Perhubungan. Jalur Bandung–Ciwidey menjadi salah satu fokus utama karena potensinya yang besar sebagai penunjang wisata di kawasan Bandung Selatan.

Bebas Bersuara Indramayu

Meski demikian, rencana ini dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk keberadaan pemukiman warga di atas jalur rel yang telah lama terbengkalai. Dedi menegaskan bahwa segala proses relokasi akan dilakukan secara humanis dan mengutamakan dialog dengan masyarakat.

“Kami tidak ingin ada warga yang dirugikan. Pendekatan yang kami lakukan harus mengedepankan kemanusiaan. Pembangunan tidak boleh menyakiti,” tambahnya.

Reaktivasi jalur kereta api ini ditargetkan mulai berjalan secara bertahap mulai akhir tahun 2025, dan diharapkan dapat menghidupkan kembali geliat transportasi dan perdagangan antarwilayah di Jawa Barat.

Indramayu, 20 April 2025 — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, resmi mengumumkan rencananya untuk mengaktifkan kembali sejumlah jalur kereta api yang sudah lama tidak beroperasi di wilayah Jawa Barat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah, mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, serta mendukung sektor pariwisata.

Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Sate, Dedi menyatakan bahwa proyek reaktivasi ini akan mencakup sedikitnya 11 jalur kereta api, dengan total panjang mencapai ratusan kilometer. Beberapa jalur prioritas yang akan direaktivasi antara lain Bandung–Ciwidey, Garut–Cikajang, Banjar–Cijulang, serta Cipatat–Padalarang.

“Reaktivasi ini bukan sekadar membuka kembali jalur lama, tapi juga menjadi simbol semangat membangkitkan kembali ekonomi lokal dan pariwisata daerah. Kita ingin masyarakat punya akses transportasi yang murah, cepat, dan aman,” ujar Dedi.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan anggaran hingga Rp 20 triliun untuk mendukung proyek ini, bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Kementerian Perhubungan. Jalur Bandung–Ciwidey menjadi salah satu fokus utama karena potensinya yang besar sebagai penunjang wisata di kawasan Bandung Selatan.

Bebas Bersuara Indramayu

Meski demikian, rencana ini dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk keberadaan pemukiman warga di atas jalur rel yang telah lama terbengkalai. Dedi menegaskan bahwa segala proses relokasi akan dilakukan secara humanis dan mengutamakan dialog dengan masyarakat.

“Kami tidak ingin ada warga yang dirugikan. Pendekatan yang kami lakukan harus mengedepankan kemanusiaan. Pembangunan tidak boleh menyakiti,” tambahnya.

Reaktivasi jalur kereta api ini ditargetkan mulai berjalan secara bertahap mulai akhir tahun 2025, dan diharapkan dapat menghidupkan kembali geliat transportasi dan perdagangan antarwilayah di Jawa Barat.